Jumat, 28 Januari 2011

MANAJEMEN

A. Pengertian Manajemen
Secara umum semua instansi yang didalamnya terdapat sebuah organisasi sadar atau tidak sadar telah melaksanakan manajemen, karena dalam prakteknya, manajemen dibutuhkan di mana saja orang-orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai suatu tujuan bersama. Begitu juga di dalam organisasi sekolah.Akan tetapi apakah manajemen yang diterapkan telah berlangsung secara baik sesuai dengan prosedur yang ada?. Untuk mengetahui lebih jelas apa yang dimaksud dengan manajemen, berikut akan dilihat beberapa defenisi, yaitu :
Manajemen ialah “ kepemimpinan, proses pengaturan, menjamin kelancaran jalannya pekerjaan dalam mencapai tujuan dengan pengorbananyang sekecil-kecilnya.”
Dari defenisi tersebut dapat dilihat ada beberapa unsur yang terdapat dalam manajemen, yaitu:
1. Unsur kepemimpinan.
2. Unsur pengaturan.
3. Unsur menjamin kelancaran.
4. Unsur pencapaian tujuan .
5. Unsur pengorbanan.
Kelima unsur di atas sebagai pengertian dari manajemen adalah bagian-bagian dari tugas yang harus dilaksanakan dengan tanggung jawab. Dalam pengertian lain dikatakan :
Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik, komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang.
Dari ungkapan diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efesien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efesien.
Apabila dilihat secara luas unsur-unsur manajemen seperti yang dirumuskan di atas dapat dikatakan antara satu dengan yang lainnya tidak terlepaskan atau saling berkaitan. Karena sebagai pemimpin tidak akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik apabila tidak ada kemampuan mengatur. Sedangkan dalam tugas memimpin dan mengatur menuntut adanya tanggung jawab, sehingga terjamin kelancaran program kegiatan yang dilaksanakan, demikian juga dalam tugas memimpin harus ada pengorbanan baik dalam bentuk moril demikian juga materil. Apabila semua unsur-unsur telah dilaksanakan dengan sendirinya, apa tujuan yang telah diprogramkan akan mudah tercapai.
Apalagi dengan munculnya program pemerintah manajemen berbasis sekolah (MBS) yang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan efesiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.
Dalam kaitannya MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat. Dan semua itu diberikan kewewengan kepada Kepala Sekolah selaku pemimpin dalam sekolah.
Dalam kaitan ini sebagai modal utama bagi kegiatan manajemen ialah kemampuan manusianya, yaitu terbentuknya sumber daya manusia yang baik dan terarah.
Antara manajemen sumber daya manusia dengan personel manajemen terdapat di dalam ruang lingkup dan tingkatannya. Manajemen sumber daya manusia baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri. Personel manajemen mencakup sumber daya manusia yang berada dalam perusahaan-perusahaan modern-modern yang dikenal dengan sektor formal.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa manajemen tidak terlepas dari sumber daya manusia, karena manajemen berlangsung di dalam organisasi manusia. Jelaslah apabila orang-orang yang bergabung dalam organisasi tidak dimenej atau dipimpin secara baik, meraka akan kurang berkembang dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu atau mungkin saja mengalami kesulitan dan problema-problema lainnya. Maka sejumlah manusia yang mau diarahkan dan dikembangkan secara optimal, sehingga sumber daya yang mereka miliki dapat berfungsi secara terarah dan optimal.
Manajemen sering disejajarkan dengan pengertian kepemimpinan, karena kedua-duanya sama-sama berproses untuk mengemban tugas komando. Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting, dalam kaitan ini akan dikemukakan pengertian kepemimpinan.
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapain tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara Soepardi (1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efesien.”
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi.
Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian (1994:49) :
Bahwa arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi yang bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan taktik adalah pemimpin dalam organisasi tersebut.
B. Fungsi Manajemen Di Sekolah
Allah sangat mencintai perbuatan-perbuatan yang termenej dengan baik, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surah ash-Shaff:4,
?? ???? ??? ????? ??????? ?? ????? ??? ????? ????? ????? ( ???? : 4 )
“sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.” (ash-Shaff:4)
Pendekatan manajemen merupakan suatu keniscayaan, apalagi jika dilakukan dalam suatu organisasi atau lembaga. Dengan organisasi yang rapi, akan dicapai hasil yang lebih baik daripada yang dilakukan secara individual. Kelembagaan itu akan berjalan dengan baik jika dikelola dengan baik. Organisasi apapun, senantiasa membutuhkan manajemen yang baik.
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu menggambarkan betapa kebatilan yang diorganisasi dengan rapi akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisasi dengan baik. Intinya, beliau ingin mendorong kaum muslimin agar jika melakukan sesuatu yang hak, hendaknya ditata dan disusun dengan rapi agar tidak terkalahkan oleh kebatilan yang disusun secara rapi. Dominasi kemungkaran sering terjadi, bukan karena kuatnya kemungkaran itu, akan tetapi karena tidak rapinya kekuatan hak.
Dalam pembahasan awal telah dikatakan bahwa kegiatan manajemen diantaranya ialah mampu memimpin, menggerakkan, mengatur, menjamin kelancaran, dan memberikan pengorbanan dalam hal pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, perlunya memahami fungsi-fungsi pokok manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan. Dalam prakteknya keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Selanjutnya keempat fungsi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Perencanaan merupakan proses yang sistematika dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Perencanaan juga merupakan kumpulan kebijakan yang secara sistematik disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja. Dalam perencanaan terkandung pemahaman terhadap apa yang telah dikerjakan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahannya serta untuk melaksanakan prioritas kegiatan yang telah ditentukan secara proporsional. Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi utama, pertama, perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan; kedua, perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Rencana yang telah disusun akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efesien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika tidak kuat, maka proses pendidikan seperti yang diinginkan sulit terealisasi.
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan, merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan, merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu, dan tidak terbatas pada hal-hal tertentu.
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur orgnisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efesien.
Agar fungsi-fungsi diatas dapat berperan dengan baik, maka dalam kegiatan manajemen harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Berpandangan jauh ke depan.
2. Bersikap dan bertindak bijaksana.
3. Berpengetahuan yang luas.
4. Bersikap dan bertindak adil.
5. Berpendirian teguh.
6. Mempunyai keyakinan bahwa misinya akan berhasil.
7. Berhati ikhlas.
8. Memiliki kondisi fisik yang baik.
9. Mampu berkomunikasi.
Persyaratan-persyaratan diatas adalah sikap yang mampu mempermudah kegiatan manajemen, sehingga fungsinya dapat dirasakan oleh semua personil. Di sekolah fungsi manajemen sangat besar sekali, karena di sekolah banyak aspek yang harus digerakkan, diantaranya :
a. Menggerakkan guru agar bersifat optimis dan mempunyai motivasi tinggi dalam melaksanakan tugas mengajar.
b. Menggerakkan siswa agar mempunyai motivasi yang tinggi mengikuti kegiatan belajar mengajar.
c. Menggerakkan sarana dan prasarana yang ada agar dapat difungsikan secara optimal.
d. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan lancar, sehinga dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
e. Menumbuhkan suasana kerja sama dan gotong royong di antara semua peronil yang melaksanakan kegiatan pendidikan.
f. Mendorong semua personil agar mampu menghidupkan komunikasi yang baik dan teciptanya suasana kekeluargaan yang baik dan tertib.
Semua aspek-aspek yang dikemukakan diatas adalah sebagai potensi strategis dalam kelancaran proses belajar mengajar. Manajemen harus berfungsi kepada semua aspek-aspek yang terdapat di sekolah.
Fungsi terpenting bagi seorang yang menduduki posisi pemimpin di dalam suatu kelompok ialah hak uang diperolehnya karena menduduki sebuah jabatan. Dalam usahanya melakukan tugas sebagai pemimpin ia harus memegang suatu tanggung jawab tertentu, seperti :
1. Menghidupkan hubungan manusia di dalam kelompok yang dipimpinnya.
2. Mempertinggi keahlian anggota kelompoknya.
3. Memberikan kesempatan memangku kepemimpinan bagi semua anggota kelompoknya.
4. Mengkordinasikan usaha anggota-anggota kelompoknya.
Yang memegang jabatan sebagai pelaksana manajemen di sekolah ialah kepala sekolah. Tidak terbatas hanya di perusahaan atau proyek-proyek tertentu manajemen dapat berfungsi. Apabila setiap organisasi telah mempunyai struktur masalah yang baru, yaitu bagaimana menjalankan atau mengoperasikan program tersebut. Ini sebagai fungsi utama dari seorang manajer. Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen sekolah tidak terlepas dari upaya menciptakan suasana yang mendukung dari semua unsur atau aspek-aspek yang berkaitan dengan kelangsungan pendidikan di sekolah. Perlu dilihat unsur-unsur apa saja yang ada di sekolah, yang tergolong unsur pokok.
1. Anak didik.
2. Pendidik.
3. Tujuan pendidikan.
4. Alat-alat pendukung .
5. Lingkungan.
Sedangkan apabila ditinjau secara terperinci maka unsur tersebut menjadi sangat luas. Semakin luas unsur tersebut semakin besar pula fungsi manajemen di sekolah. Apabila dilihat dari unsur pertama, yaitu anak didik maka fungsi utama dari manajemen ialah memberikan arah dan jalan kepada anak didik agar siap dan mampu mengikuti kegiatan pendidikan di sekolah tersebut.
Demikian juga terhadap unsur kedua, yaitu mampu menciptakan suasana akrab, kerja sama dan saling pengertian antara pimpinan sekolah dengan guru-guru. Ini apabila dikaitkan kepada pandangan Islam, banyak sekali teori dan dalil yang menganjurkan agar seorang pemimpin mampu bekerja sama dan menjalankan suasana akrab dengan semua anggotanya, ini dapat dilihat melalui salah satu hadits Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
?? ???? ????? ??? ??? ????? ?? ??? ????? ( ???? ??????? ????? )
Artinya : Tidaklah beriman seorang diantara kamu hingga mencintai (menyayangi) pada saudaranya (sahabatnya) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dari hadits diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam kehidupan masyarakat, khususnya yang bergabung dalam suatu lembaga, katakanlah lembaga pendidikan (sekolah) maka setiap personil harus mampu menciptakan suasana kekeluargaan, khususnya pimpinan sebagai penggerak utama dari roda pendidikan di sekolah, maka dia harus mampu menjalin persaudaraan dengan semua bawahannya, termasuk pegawai, guru-guru dan para siswa. Karena melalui kekeluargaan ini akan melahirkan saling kerja sama, saling mengisi dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan secara mudah. Ini diperkuat lagi dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2 :
???????? ??? ???? ??????? ??? ??????? ??? ????? ???????? , ?????? ???? , ?? ???? ???? ?????? ( ??????? : 2 )
Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Ayat diatas menerangkan agar mengadakan kerjasama atau gotong royong dalam hal kebaikan. Lembaga sekolah yang berperan untuk mendidik manusia agar menjadi manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, serta mempunyai ketrampilan adalah suatu kegiatan yang merupakan bagian dari kebaikan, sehingga termasuklah kerjasama di lembaga pendidikan ditekankan dalam ayat diatas. Pimpinan harus berpegang teguh kepada ayat tersebut, yaitu mengadakan kerjasama dan gotong royong untuk mewujudkan sistem pendidikan yang baik. Kemudian fungsi manajemen ialah menciptakan suasana aman dan tentram. Seorang pemimpin sekolah hendaklah bersikap lemah lembut dengan bawahannya agar bawahan termasuk staff, guru-guru mampu bekerja sama dengan pimpinan dan bersikap terbuka atas semua problema yang dihadapi. Ini dapat pula dilihat dalam Al-Qur’an,
???? ???? ?? ???? ??? ??? ??? ??? ??? ???? ????? ??????? ?? ???? , ???? ???? ??????? ??? ??????? ?? ????? , ???? ???? ????? ??? ???? , ?? ???? ??? ????????? ( ?? ????? : 159 ).
Artinya :
Maka disebabkan rahmat Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka. Mohonkanlah ampun bagi mereka. Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”(Ali Imran : 159)
Dari ayat diatas jelaslah seorang pemimpin harus bersikap lemah lembut dan suka bermusyawarah. Ada beberapa tipe pimpinan yang baik, dan diperlukan dalam manajemen, yaitu :
1. Ketegasan, jika seorang pemimpin mengatakan sesuatu A dengan argumentasi yang jelas, maka harus disepakati bahwa itu adalah A. Pimpinan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pimpinan yang mempunyai ketegasan dalam menentukan sikap.
2. Musyawarah, pimpinan yang baik adalah pimpinan yang selalu bermusyawarah yang esensinya adalah saling tukar pendapat. Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang merespon pendapat-pendapat bawahan dan mendengar keluhan-keluhan mereka. Di samping terdapat ketegasan, terdapat pula kebiasaan bermusyawarah.
3. Keterbukaan, seperti dicontohkan oleh Umar Bin Khattab. Beliau merupakan seorang manajer sekaligus pemimpin yang baik. Sejarah telah mencatat, ketika Umar mengumpulkan wanita-wanita karena pada saat itu banyak laki-laki bujangan yang sudah tua dan belum beristri. Ternyata sebabnya adalah pada saat itu mahar untuk menikahi seorang wanita terlalu mahal. Umar mengatakan, “Wahai para wanita, kalian jangan membuat mahar yang mahal-mahal.” Mendengar ini, seorang wanitapun langsung sambil membacakan surat Annisa’:20. wanita itu mengatakan bukankah Allah telah berfirman,
????? ???? ?????? ????? ( ?????? : 20 )
“… Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat…(an-nisa’:20)
“saya tidak setuju kepada kebijakan anda.” Langsung Umar mengatakan, “Umar salah dan wanita itu yang benar.”
Kisah itu menunjukkan bahwa pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang transparan dan terbuka dalam segala hal, menyangkut pekerjaan dan kebijakan, bahkan juga menyangkut keuangan dan gizi serta penghasilan lainnya.
4. Pemahaman Yang Mendalam Terhadap Tujuan Organisasi, visi dan misi dari organisasi harus dipahami benar oleh seorang manajer, sehingga organisasi itu dapat berjalan dengan baik.
Namun bukan hanya pimpinan yang baik yang dibutuhkan dalam suatu organisasi, tetapi pemimpin itu setidaknya memiliki beberapa kemampuan antara lain :
1. Mampu menggerakkan motivasi para bawahan. Jadi kepala sekolah bukan hanya meningkatkan motivasi dirinya sendiri menjadi baik, tetapi mampu memotivasi para bawahannya, yaitu para staff, guru-guru bahkan murid-murid.
2. Mampu memberikan tugas kepada bawahan sesuai dengan keahlian masing-masing atau mampu menempatkan orang-orang pada tempat yang benar.
3. Mampu memberikan reward. Jika seseorang melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang pimpinan harus memberikan reward. Reward tersebut tidak mesti berbentuk benda atau materi, bisa saja dalam bentuk pujian atau apa saja yang dapat meningkatkan semangat dan motivasinya. Demikian pula kepada orang yang tidak melaksanakan tugas, maka seorang pimpinan harus mampu memberikan punishment atau sanksi, misalnya dalam bentuk teguran.
4. Mampu memberikan contoh yang baik. Jika seorang memintai pegawainya untuk tepat waktu, maka iapun harus melaksanakannya. Tidak akan efektif jika seorang pemimpin menyuruh sesuatu, namun ia sendiri tidak mau melaksanakannya. Hal seperti itu bahkan diancam dalam Al-Qur’an pada surah al-Baqarah: 44,
??????? ????? ????? ?????? ?????? ????? ????? ?????? ???? ?????? ( ?????? : 4 ).
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berfikir?
Dari beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah faktor yang sangat penting bahkan akan menentukan gerak sebuah organisasi. Organisasi itu akan berjalan dengan cepat, dinamis, efesien dan efektif dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya jika pemimpinnya memang pemimpin yang mencerminkan organisasi itu.
C. Tugas Dan Peranan Kepala Sekolah
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Sehubungan dengan kebijakan pemerintah mengenai program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan begitu, MBS sebagai paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang memuaskan. Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan tanggungjawab dan otoritasnya dalam program-program sekolah, kurikulum dan keputusan personil, tetapi juga memiliki tangungjawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin kelompok dan pendelegasian tugas dan wewenang.
Bila dikaji secara luas maka peran kepala sekolah memiliki banyak fungsi antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai evaluator: maka kepala sekolah harus melakukan langkah awal, yaitu melakukan pengukuran seperti kehadiran, kerajinan dan pribadi para guru, tenaga kependidikan, administrator sekolah dan siswa. Data hasil pengukuran tersebut kemudian ditimbang-timbang dan disbanding-bandingkan yang akhirnya dilakukan evaluasi. Evaluasi yang bisa dilakukan, misalnya terhadap program, perlakuan guru terhadap siswa, hasil belajar, perlengkapan belajar, dan latar belakang guru.
2. Sebagai manajer: maka kepala sekolah harus memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan mengkoordinasikan (planning, organizing, actuating, and controlling). Merencanakan berkaitan dengan menetapkan tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Mengorganisasikan berkaitan dengan mendesain dan membuat struktur organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah memilih orang-orang yang kompeten dalam menjalankan pekerjaan dan mencari sumber-sumber daya pendukung yang paling sesuai. Menggerakkan adalah mempengaruhi orang lain agar bersedia menjalankan tugasnya secara sukarela dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Mengontrol adalah membandingkan apakah yang dilaksanakan telah sesuai dengan yang direncanakan.
3. Sebagai administrator: maka kepala sekolah memiliki dua tugas utama. Pertama, sebagai pengendali struktur orgnisasi, yaitu mengendalikan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa tugas tersebut harus dikerjakan dan dengan siapa berinteraksi dalam mengerjakan tugas tersebut. Kedua, melaksanakan administrative substantif yang mencakup administrasi kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana, hubungan dengan masyarakat, dan administrasi umum.
4. Sebagai supervisor: maka kepala sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan serta administrator lainnya. Namun, sebelum memberikan pembinaan dan bimbingan kepada orang lain maka kepala sekolah harus membina dirinya sendiri. Supervisi bisa dilakukan ke dalam kelas atau dalam kantor dan tempat orang-orang bekerja.
5. Sebagai leader: maka kepala sekolah harus mampu menggerakkan orang lain agar secara sadar dan sukarela melaksanakan kewajibannya secara baik sesuai dengan yang diharapkan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan. Kepemimpinan kepala sekolah terutama ditujukan kepada para guru karena merekalah yang terlibat secara langsung dalam proses pendidikan. Namun demikian, kepemimpinan kepala sekolah juga ditujukan kepada para tenaga kependidikan dan administrator lain serta siswa.
6. Sebagai innovator: maka kepala sekolah melaksanakan pembaruan-pembaruan terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah yang dipimpin berdasarkan prediksi-prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya saja inovasi berupa pembaruan kurikulum dengan memperhatikan potensi dan kebutuhan daerah tempat sekolah tersebut berada. Inovasi itu bisa dilakukan terhadap materi kurikulum (isi kurikulum) ataupun strategi proses belajar mengajar.
7. Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan motivasi kepada guru dan tenaga kependidikan dan administratif sehingga mereka bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tuganya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik fisik maupun nonfisik. Namun, dalam memberikan motivasi ini harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya. Dalam hal penting bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif.
Sementara itu, menurut Wohlsetter dan Mohrman peran kepala sekolah dalam MBS adalah sebagai designer, motivator, fasilitator, dan liason . Sebagai desainer kepala sekolah harus membuat rencana dengan memberikan kesempatan untuk terciptanya diskusi-diskusi menyangkut isu-isu dan permasalahan di seputar sekolah dengan tim pengambil keputusan sekolah. Tentu saja dalam hal ini harus melibatkan berbagai komponen terkait secara demokratis.
Sebagai motivator kepala sekolah harus menunjukkan adanya kepercayaan, mendorong proses pengambilalihan risiko dan menyampaikan informasi serta mempermudah partisipasi berbagai pihak dalam implementasi MBS.
Sementara itu, sebagai fasilitator kepala sekolah harus terus mendorong proses pengembangan kemampuan seluruh staf secara terus menerus dan berkesinambungan terhadap seluruh aktivitas sekolah. Kepala sekolah harus menyediakan sumber daya yang tampak seperti kebutuhan financial, peralatan serta material lain, juga sumber daya yang tidak tampak seperti waktu dan kesempatan kepada staf untuk membantu kemajuan sekolah.
Sementara itu, sebagai liaison atau penghubung sekolah dengan dunia luar sekolah, kepala sekolah harus membawa ide-ide baru dan hasil-hasil penelitian ke sekolah, terutama yang terkait dengan pengajaran dan pembelajaran. Kepala sekolah juga mengkomunikasikan kemajuan dan hasil-hasil yang telah dicapai di sekolah kepada stakeholder di luar sekolah.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut:
1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
5. Bekerja dengan tim manajemen, serta
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pidarta (1988) mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk mensukseskan kepemimpinannya. Ketiga ketrampilan tersebut adalah ketrampilan konseptual, yaitu ketrampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; ketrampilan manusiawi, yaitu ketrampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin; serta ketrampilan teknik ialah ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk memiliki kemampuan, terutama ketrampilan konsep, para kepala sekolah diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para guru dan pegawai sekolah lainnya.
2. Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana.
3. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
4. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain.
5. Berfikir untuk masa yang akan datang, dan
6. Merumuskan ide-ide yang dapat diuji cobakan.
Selain itu, kepala sekolah harus dapat menerapkan gaya-gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta motivasi para guru dan pekerja lain.
D. Pentingnya Motivasi Mengajar Bagi Guru
Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain kearah efektivitas kerja. Dalam hal tertentu motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi mobil, yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah.
Setiap pegawai memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lain berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kinerjanya. Perbedaan pegawai tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja, perlu diupayakan untuk membangkitkan motivasi para pegawai dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja. Callahan dan Clark (1988) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertantu. Mengacu pada pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa motivasi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam suatu lembaga. Para pegawai akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila para pegawai memiliki motivasi yang positif, ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam tugas atau kegiatan. Dengan kata lain, seorang pegawai akan melakukan semua pekerjaannya dengan baik apabila ada faktor pendorong (motivasi). Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan membangkitkan motivasi para pegawai sehingga kinerja mereka meningkat.
Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. Menurut Morgan, motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu, Maslow (1970) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Ada dua jenis motivasi, yaitu:
1. Instrinsik, adalah motivasi yang datang dari dalam diri seseorang, misalnya pegawai melakukan suatu kegiatan karena ingin menguasai suatu ketrampilan tertentu yang dipandang akan berguna dalam pekerjaannya. Pada umumnya motivasi ini lebih menguntungkan karena biasanya dapat bertahan lebih lama. Motivasi ini muncul dari dalam diri pegawai.
2. Ekstrinsik, adalah motivasi yang berasal dari lingkungan di luar diri seseorang. Misalnya pegawai bekerja karena ingin mendapat pujian atau ingin mendapat hadiah dari pemimpinnya. Motivasi ini dapat diberikan oleh pemimpin dengan jalan mengatur kondisi dan situasi yang tenang dan menyenangkan.
Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan memotivasi pegawai agar mau dan mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Hal ini terutama dibutuhkan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan peningkatan kinerja.
Pembahasan diatas dapatlah dilihat faktor yang melatarbelakangi timbulnya motivasi yaitu karena adanya dorongan dan rasa keinginan untuk mengikuti suatu kegiatan. Guru sebagai tenaga pendidik tentunya harus mampu merangsang anak mengikuti proses belajar mengajar yang dilatabelakangi dengan motivasi yang bersifat internal karena dengan motivasi internal inilah anak akan mengikuti dengan penuh kesadaran.
Demikian halnya dengan guru sebagai salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar. Guru harus mempunyai motivasi yang baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Motivasi yang baik dapat diartikan dengan timbulnya keinginan dan kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar tanpa adanya unsur-unsur lain yang mengakibatkan guru menjadi terpaksa melaksanakan tugas mengajarnya, misalnya takut kepada pimpinan, ingin mendapat perhatian dan lain sebagainya. Apabila motivasi seperti ini yang muncul dalam diri seorang guru untuk melaksanakan tugasnya, maka kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan hanya bersifat melepaskan tanggungjawab tanpa didukung oleh beban moril yang kuat.
Seorang guru yang mempunyai motivasi baik dalam melaksanakan tugasnya ialah guru yang benar-benar menjiwai pekerjaannya sebagai tenaga pendidik, menjiwai anak didik dan menjiwai bidang studi yang diajarkan dan berusaha semaksimal mungkin agar antara materi yang diajarkan dengan tingkatan pemahaman murid dapat sesuai dan saling mendukung. Melihat besarnya peranan guru, maka agar hal itu tercapai guru harus mempunyai motivasi yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuan yang diharapkan.
Guru sebagai faktor terpenting untuk kelangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kemampuan guru sangat menentukan berhasilnya proses belajar mengajar. “Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar, baik mengajar bidang studi, maupun mengajarkan suatu ilmu pengetahuan kepada orang lain.”
Agar pekerjaan yang dilakukan guru dalam menyampaikan bidang studi berlangsung lancar dan berhasil maka guru harus mempunyai motivasi yang tinggi. Selain itu menurut M. Athiyah al-Abrasyi, guru harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhaan Allah semata.
b. Kebersihan guru, seorang guru harus bersih tubuhnya jauh dari dosa dan kesalahan.
c. Ikhlas dalam pekerjaan.
d. Suka pemaaf.
e. Seorang guru merupakan seorang bapak sebelum ia menjadi seorang guru.
f. Harus mengetahui tabiat murid.
g. Harus mengetahui mata pelajaran.
Secara luas tugas guru tidak hanya menanamkan ilmu pengetahuan kepada anak, pada hakikatnya guru harus siap dalam dua fungsi, yaitu sebagai pengajar dan sebagai pendidik. Ini berarti dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari ia harus berusaha untuk menolong anak dalam mencapai tingkat kedewasaan dan tetap berpegang teguh kepada sifat-sifat diatas.
Dalam rangka melaksanakan tugas mendidik ia juga mempunyai tugas pokok, yaitu mengajar. Ada beberapa hal yang harus dapat dilakukan guru, yaitu:
1. Merumuskan tujuan instruksional.
2. Memanfaatkan sumber-sumber materi dan belajar.
3. Mengorganisasikan materi pelajaran.
4. Membuat, memilih dan menggunakan media pendidikan dengan tepat.
5. Menguasai, memilih dan melaksanakan metode penyampaian yang tepat untuk pelajaran tertentu.
6. Mengetahui dan menggunakan keinginan siswa.
7. Memenej interaksi belajar mengajar, sehingga efektif dan tidak membosankan bagi siswa.
8. Mengevaluasi dan pengadministrasiannya.
9. Mengembangkan semua kemampuan yang telah dimilikinya ketingkat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Dari semua tugas-tugas yang harus dapat dilaksanakan guru sangat dituntut kerja keras dan tanggungjawab yang sepenuhnya dari guru. Dari tinjauan masyarakat guru telah diyakini dan diamanahkan untuk mendidik anak di sekolah. Sehingga bagi guru amanah ini harus benar-benar dijaga dan diemban dengan baik.
Guru dapat mempunyai motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas mengajar apabila didukung dengan latar belakang profesional yang baik dan didukung oleh sarana dan prasarana serta hubungan yang terjalin secara harmonis antara semua personil yang ada.
Demikian juga guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kemampuan tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Untuk memiliki kemampuan tersebut guru perlu membina diri secara baik, karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional di dalam proses belajar mengajar.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa tugas guru untuk mendidik anak kepada terbentuknya individu yang berilmu, berpengetahuan, berketrampilan dan mempunyai kedewasaan moril. Untuk melaksanakan tugas ini guru harus mempunyai motivasi yang tinggi, yaitu semangat dan jiwa besar dalam melaksanakan tugas. Dengan jiwa yang seperti ini guru akan berusaha semaksimal mungkin menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sampai siswa mengerti dan dapat memahami ilmu pengetahuan yang disampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar