PENDAHULUAN
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Bimbingan dan konseling juga haruslah dikenalkan kepada setiap peserta didik sejak dini dan karena layanan bimbingan dan konseling ini haruslah diperkenalkan kepada saat yang tepat dan jangan sampai menjadi salah sasaran. Dalam hal ini pula cakupan bimbingan dan konseling haruslah sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan bimbingan dan konseling ini. Karena dalam kehidupan di sekolah sering terjadi pemahaman yang salah tentang bimbingan dan konseling dimata para pendidik maupun peserta didik itu sendiri yang notabennya menjadi objek kajian bimbingan dan konseling
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang orientasi dan ruang lingkup yang harus di capai bimbingan dan konseling, melalui tulisan ini akan dipaparkan tentang orientasi atau pengenalan dan ruang ingkup bimbingan dan konseling.
PEMBAHASAN
A. Orientasi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik. Bantuan dimaksud adalah bantuan yang bersifat psikologis. Tercapainya penyesuaian diri, perkembangan optimal dan kemandirian merupakan tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan.
Keberadaan layanan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan di Indonesia dijalani melalui proses yang panjang, sejak kurang lebih 40 tahun yang lalu. Selama perjalanannya telah mengalami beberapa kali pergantian nama, semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (dalam Kurikulum 84 dan sebelumnya), kemudian sejak Kurikulum 1994 hingga sekarang berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling. Akhir-akhir ini para ahli mulai meluncurkan wacana sebutan Profesi Konseling, meski secara formal istilah ini belum digunakan.
Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan, saat ini sedang dikembangkan pula pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting yang lebih luas, seperti dalam keluarga, bisnis dan masyarakat luas lainnya, yang kesemuanya itu membawa konsekuensi tersendiri bagi untuk kepentingan tersebut.
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia. Berdasarkan visi tersebut terdapat tiga misi yang diemban bimbingan dan konseling, yaitu :
1. Misi Pendidikan; mendidik peserta didik melalui pengembangan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan yang terkait masa depan.
2. Misi Pengembangan; memfasilitasi perkembangan individu di dalam satuan pendidikan formal ke arah perkembangan optimal melalui strategi upaya pengembangan lingkungan belajar dan lingkungan lainnya serta kondisi tertentu sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat.
3. Misi Pengentasan Masalah; membantu dan memfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang efektif.
Jadi, disini jelaslah bahwa Bimbingan dan Konseling merupakan sesuatu ilmu atau pengarahan yang mestinya di perkenalkan sejak dini di lingkungan sekolah dan selanjutnya ke dalam lingkungan masyarakat yang cakupannya lebih luas. ini dikarenakan akan mempengaruhi terhadap prilaku dan pola hidup sehari-hari anak didik.
B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
Secara formal, terdapat empat bidang yang menjadi ruang lingkup garapan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks pesekolahan saat ini, yaitu :
1. Bidang pelayanan kehidupan pribadi; membantu individu menilai kecakapan, minat, bakat, dan karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan diri secara realistik.
2. Bidang pelayanan kehidupan sosial; membantu individu menilai dan mencari alternatif hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya atau dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Bidang pelayanan kegiatan belajar; membantu individu dalam kegiatan dalam rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka menguasai kecakapan atau keterampilan tertentu.
4. Bidang pelayanaan perencanaan dan pengembangan karier; membantu individu dalam mencari dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan berkenaan dengan karier tertentu, baik karier di masa depan maupun karier yang sedang dijalaninya.
Bimbingan konseling, tujuan utama pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial pribadi, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan dan masyarakat, ada beberapa bidang garapan dari bimbingan dan konseling ini, bidang bimbingan yang akan diberikan meliputi tiga bidang garapan, yakni :
1. Bimbingan sosial pribadi yang memuat layanan bimbingan yang bersentuhan dengan :
· Pemahaman diri.
· Mengembangkan sikap positif
· Membuat pilihan kegaiatan secara sehat
· Menghargai orang lain
· Mengembangkan rasa tanggungjawab
· Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
· Keterampilan menyelesaikan masalah
· Membuat keputusan secara baik
2. Bimbingan Pengembangan Pendidikan, memuat layanan yang berkenaan dengan :
· Belajar yang benar
· Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan
· Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannyaKeterampilan untuk menghadapi ujian
3. Bimbingan pengembangan karier, meliputi :
· Mengenali macam-macam dan ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan
· Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan
· Mengeksplorasi arah pekerjaan
· Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan
Adapun menurut para ahli, layanan Bimbingan dan Konseling meliputi empat bidang garapan, seperti yang dikemukakan oleh Muro dan Kottman (Ahman, 1998 ; 2530) yakni :
1. Layanan Dasar Bimbingan
Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupannya, dengan muatan materi yakni
· Self Esteem
· Motivasi berprestasi
· Keterampilan pengambilan keputusan, merumuskan tujuan dan membuat perencanaan
· Keterampilan pemecahan masalah
· Kefektifan dalam hubungan antar pribadi
· Keterampilan berkomunikasi
· Keefektifan dalam memahami lintas budaya
· Prilaku yang bertanggungjawab
2. Layanan Responsif
Layanan ini bertujuan untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi dan karier atau masalah perkembangan pendidikan, muatan materinya mencakup :
· Kesuksesan akademik
· Kenakalan anak
· Masalah putus sekolah
· Kehadiran
· Sikap dan prilaku terhadap sekolah
· Hubungannya dengan teman sebaya
· Keterampilan studi
· Penyesuaian di sekolah baru
3. Sistem Perencanaan Individual
Tujuan layanan ini adalah membantu siswa untuk merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Dengan kata lain, melalui sistem perencanaan individual siswa dapat:
· Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakat.
· Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan tujuan jangka panjang.
· Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya
· Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya
· Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya
4. Sistem Pendukung
Komponen sistem pendukung lebih diarahkan kepada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan ini mencakup:
· Konsultasi dengan guru-guru
· Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya masyarakat
· Partisipasi dalam kegiatan sekolah bagi peningkatan perencanaan dan tujuan
· Implementasi dan program standarisasi instrumen tes
· Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan
· Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar